Follow Me On Twitter

Sabtu, 22 Desember 2012

Tidak Pernah Berhenti Bekerja

Untuk memenuhi kebutuhan energi sel, generator tenaga yang disebut mitokondria akan menghasilkan kemasan paket energi yang disebut adenosintrifosfat yang sering disingkat menjadi ATP. Kemasan energi inilah yang merupakan sumber energi bagi setiap makhluk hidup. Pada saat sel membutuhkan energi untuk melakukan kegiatan tertentu kemasan energi itu akan pecah untuk mengeluarkan energi yang dikandungnya.

Proses pembentukan dan pemecahan ATP ini terjadi setiap saat selama masih ada kegiatan proses kehidupan. Walaupun dalam keadaan tidur nyenyak, sel-sel dalam tubuh kita tetap selalu sibuk membentuk dan memecah ATP sebab "tungku-tungku api" sel harus tetap terbakar untuk menjaga agar tubuh tetap hangat. Sementara itu kita tidur, sel-sel usang akan diganti dengan sel-sel yang baru, sel-sel otot jantung tetap harus bekerja memompa darah, sel-sel otak, dan lain sebagainya. Semua kegiatan ini memerlukan energi.

Pabrik yang ada dalam sel mampu memproduksi berbagai macam jenis zat untuk membangun dan memperbaiki berbagai sarana dan prasarana dalam sel itu sendiri. Misalnya, memelihara dan memperbaiki sistem pertahanan garis depan yaitu selaputnya, membangun generator tenaga yang baru, dan memperbaiki sistem transportasi yang sudah mulai usang. Sel pun memiliki pabrik senjata kimia untuk menghancurkan musuh yang sudah sempat masuk ke dalam dan bahkan untuk membunuh musuh yang terletak sangat jauh dari lokasi sel itu. Telah diperkirakan bahwa rata-rata sel tubuh menghasilkan sekitar 10.000 jenis protein yang berbeda samasa hidupnya. Ini membuat tubuh kita umumnya, dan setiap sel khususnya, akan selalu sibuk.

Pabrik dalam sel ini bekerja dengan sangat efisien dan akurat. Ada banyak zat yang dihasilkan di pabrik ini yang telah dapat dibuat di laboratorium oleh para ilmuwan. Akan tetapi sel dapat membuat zat-zat ini dalam tempo ratusan ribu sampai jutaan kali lebih cepat daripada alat-alat mutakhir yang ada di laboratorium oleh para ilmuwan. Disamping itu, berbeda dengan pabrik sel, pearalatan laboratorium para ilmuawan tidak begitu             sempurna sehingga menghasilkan banyak kotoran atau limbah. Pabrik dalam sel dapat bekerja efisien dan akurat karena adanya instruksi yang sangat  terperinci dari pusat komando di inti sel itu serta adanya sistem enzim yang membantu pelaksanaan instruksi itu.


Ditulis Oleh : Ali Akbar Zuhdy
Sumber : Buku "Keajaiban-keajaiban dalam Tubuh Manusia"
Pengarang : Dr.Albert M. Hutapea, MPH

Kamis, 20 Desember 2012

KTP Untuk Masing-masing Sel

Setiap sel memiliki "kartu tanda pengenal" (KTP) yang dapat dikenali sel-sel lainnya. Pada umumnya, KTP sel ini dibentuk oleh molekul-molekul protein jenis tertentu yang mencuat keluar dari permukaan luar selaputnya. Ini penting sebab sel-sel tubuh hidup berkelompok menurut jenis dan fungsinya.

Dengan demikian, sel asing yang tersesat masuk ke dalam kelompok sel yang lain akan dapat dikenali dari "KTP"nya sehingga tidak akan diizinkan singgah apalagi tinggal menetap dalam kelompok itu. Dapat dibayangkan kekacauan yang akan terjadi dalam tubuh seandainya sel-sel mata membiarkan sel tulang tinggal menetap dan bertumbuh di sana. Sebab, tidak lama kemudian akan tumbuh tulang dalam bola mata itu. Sistem "KTP" inilah yang memungkinkan para sel serdadu tubuh mengenali mana sel yang normal (sehat), mana sel yang tidah normal (kanker), atau mana sel-sel kuman. Dengan demikian mereka dapat mengenali mana lawan dan mana kawan.


Ditulis Oleh : Ali Akbar Zuhdy
Sumber : Buku "Keajaiban-keajaiban dalam Tubuh Manusia"
Pengarang : Dr.Albert M. Hutapea, MPH

Kecil Tapi Sungguh Menakjubkan (Sel)

Tepatnya pada tahun 1663, seorang ilmuwan Inggris membuktikan bahwa tubuh makhluk hidup terdiri atas satuan-satuan terkecil yang kemudian dinamai sel. Sejak itu, banyak ilmuwan lainnya mendalami penelitian mengenai sel hingga lahir satu cabang ilmu pengetahuan baru yang disebut sitologi. Cabang ilmu ini telah menemukan berbagai keajaiban yang terjadi dalam setiap sel makhluk hidup.

Bagaikan Kota Metropolitan
Seseorang yang mengamati sel secara sepintas di laboratorium akan "tertipu" oleh penampilannya yang begitu sederhana seolah-olah tampak mati dan kaku. Sebenarnya masing -masing sel dalam tubuh kita bagaikan kota metropolitan yang tidak henti-hentinya disibukkan oleh berbagai jenis kegiatan.




Sebagaimana layaknya kota metropolitan, setiap sel memiliki ratusan sampai ribuan buah generator tenaga dan pabrik bahan bakar, sistem transportasi, jaringan komunikasi yang rumit , dan sistem penghancur maupun pembuang sampah. Sel juga memiliki pabrik mutakhir yang menghasilkan aneka ragam produk. Untuk pengoprasian pabrik ini diperlukan sistem impor untuk memasukkan bahan baku tertentu dari luar sel serta sistem ekspor untuk mengirimkan produk jadi yang akan digunakan sel lainnya.
Di dalam sel terdapat juga sistem pertahanan dan keamanan yang menjaga keamanan lingkungan dalamnya serta sistem pertahanan yang melindunginnya dari ancaman yang datang dari luar. Di samping itu, tentunya ada juga sistem pemerintahan. Akan tetapi, sistem pemerintahan ini lebih cenderung kaku dan bersifat diktator karena tidak sesuatu pun dapat terjadi dalam sel tanpa komando lainnya.
Ada satu kemampuan sel yang cukup unik. Ia mampu menghancurkan tuubuhnya sendiri. Ia memiliki kantong-kantong kecil yang mengandung zat penghancur. Kantung ini akan pecah sewaktu sel tersebut mati lalu melepaskan isinya yang kemudian akan menghancurkan struktur sel tersebut. Inilah salah satu penyebab busuknya makhluk hidup yang telah mati.

Membaca Dengan Sel ?
Semua hal yang telah disebutkan sebelumnya terjadi dalam suatu sel. Sel makhluk hidup sangat bervariasi dari segi ukurannya, mulai dari  yang terbesar yaitu sebesar telur burung unta sampai yang begitu kecil hingga sejuta sel itu dapat duduk dengan baik di ujung sebatang jarum pentul.

Ada sekitar 100 triliun sel yang terdapat dalam tubuh seorang dewasa. Untuk menghitung sel sebanyak ini dibutuhkan waktu lebih dari tiga juta tahun jika dilakukan dengan kecepatan satu hitungan per detik. Semua ini dapat digolongkan ke dalam lebih dari 200 jenis sel dengan bentuk aneka ragam.
Sebenarnya segala kegiatan kita sehari-hari terjadi pada tingkat sel . Sebagai contoh, pada saat anda memegang lembaran tulisan ini sel-sel otot tanganlah yang bekerja. Sewaktu membaca, sel batang (rod) dan sel kerucut (cone) matalah yang menerima bayangan huruf-huruf tulisan ini lalu mengirimkannya ke otak untuk diterjemahkan di sana. Sewaktu memikirkan makna kalimat ini, sel-sel otaklah yang menimbulkan pengertian.

Selaput Pembungkus Yang Pintar
Isi sel dibungkus oleh satu selaput "pintar" yang sangat tipis. Karena sangat tipis maka untuk mendapatkan ketebalan 1 milimeter perlu ditumpukkan sekitar 130.000 lembar selaput ini. Jauh sebelumnya para ilmuwan memperkirakan bahwa selaput ini padat seperti selaput plastik. Tetapi bertentangan dengan perkiraan ini, pada tahun 1972 telah terbukti bahwa sebenarnya selaput pembungkus isi sel ini merupakan sesuatu yang bersifat mendekati cair. Walaupun bersifat cair, selaput ini sangat ketat dan efektif dalam melakukan tugasnya sebagai "penjaga pintu" Pembungkus sel inilah yang menentukan apa saja yang boleh keluar atau masuk ke dalam sel, karena ia bertugas menjaga agar semua zat yang dibutuhkan sel tersedia dalam jumlah yang tepat.

Sebagai contoh, Pada sel saraf dan sel otot  penjaga pintu ini harus menjaga pintu ini harus menjaga agar jumlah kalium yang ada didalam sel adalah 35 kali lipat lebih banyak daripada yang ada di luar , dan unsur natrium 10 kali lipat lebih banyak di luar sel daripada di dalam. untuk menjalankan tugas ini selaput sel memiliki kemampuan mengenali zat yang dibutuhkan sehingga dapat memilih zat mana yang dapat atau tidak dapat di izinkan masuk. Selaput ini juga mampu mengenali zat yang harus diizinkan keluar dari sel untuk dibuang atau diekspor ke sel yang lain. Itu sebabnya pembungkus sel ini disebut pembungkus "pintar". Disamping itu, selaput sel juga berfungsi sebagai benteng pertahanan terdepan. Selaput sel dibentuk oleh dua zat utama yaitu lemak dan protein. Dari segi jumlah molekul, yang terbanyak adalah molekul lemak dengan perbandingan satu molekul protein untuk setiap 50 molekul protein lemak (fospolipida). Namun dari segi volume, protein bisa sama banyaknya dengan lemak. Jumlah protein dalam selaput sel tergantung pada fungsi khusus selaput sel tersebut. Kemampuan selaput ini dalam melakukan tugasnya sangat ditentukan oleh jenis lemak yang membentuknya. Jenis lemak yang salah akan membuatnya sangat kaku dan tidak efektif dalam melaksanakan tugas. Tentunya, lemak yang tersedia sebagai bahan baku untuk membuat selaput ini adalah  lemak yang kita makan. Itu sebabnya mengkomsumsi lemak yang salah akan mempengaruhi daya kerja sel-sel dalam tubuh sehingga tidak mustahil akan dapat menimbulkan penyakit.


Ditulis Oleh : Ali Akbar Zuhdy
Sumber : Buku "Keajaiban-keajaiban dalam Tubuh Manusia"
Pengarang : Dr.Albert M. Hutapea, MPH